Al-I'rad
Fa inna ashdaqol hadiytsi kitaabullah, wa khoiral hadyi hadyu Muhammad SAW, wasyarral umur muhdatsaatuhaa, Wakulla muhdatsatim bid’ah, wakullbid’atidholaalat, Wakulla dholaalatin fin NAAAR.
Semoga saya terlepas dari hal yang sesat .
wamin syaril haasidin idza hasad ( dan dari pendengki apabila mendengki).
Ilmu agama memiliki segudang keutamaan. Keutamaan tersebut akan berfungsi apabila ilmu tersebut produktif melahirkan amal sholeh.
Sebaliknya apabila ilmu yang kita miliki tidak menghasilkan amal sholeh dalam kehidupan nyata, hanya sekedar teori belaka, maka keutamaan itu tidak akan berfungsi. Dan ini dijelaskan oleh para ulama kita. Dan didukung oleh dalil-dalil yang shohih. Salah satunya Imam Syatibi dalam Al-Muwafaqod.
"Dan setiap ilmu yang tidak menghasilkan amal sholeh yang tidak diamalkan oleh pelakunya, maka tidak ada satupun dalil dalam syariat islam yang menunjukkan baiknya ilmu tersebut. Karena ilmu adalah ibadah, apabila produktif melahirkan amal sholeh. Ilmu adalah kunci untuk membuka pintu-pintu amal sholeh dihadapan kita. Sudah siapkah kita menjawab pertanyaan Allah ketika Allah bertanya kepada kita pada hari kiamat tentang apa saja yang sudah kita amalkan dari ilmu yang kita bahas di majlis ta'lim datau ilmu yang lainnya?
Hadist riwayat imam Tirmidzi dll. Rasulullah sholallahu 'alaihi wassalam bersabda "Tidak akan beranjak kaki seorang hamba nanti pada hari kiamat sampai dia ditanyakan tentang 4 hal dalam riwayat yang lain 5 hal.
Diantara pertanyaannya:
- Tentang ilmu agamanya. Apa yang telah dia amalkan dari ilmu tersebut.
Jadi pikirkan bagaimana kita menjawab pertanyaan ini, karena ini adalah masalah yang sangat penting. Seperti dikatakan Sufyan Ats-tsauri:
" Tidak ada sesuatu yang menakutkanku yang bisa memasukkan aku kedalam api neraka kecuali hadist-hadist yang aku pelajari. Salah satu maknanya, beliau khawatir hadist-hadist yang beliau kuasai tak bisa beliau amalkan dan akan menjadi bumerang nanti pada hari kiamat."
Rasulullan sholallahu 'alaihi wasallam bersabda dalam riwayat Muslim " Alqur'an itu akan menjadi senjata kita pada hari kiamat yang akan membela kita atau sebaliknya akan menjadi bumerang kita yang akan menikam kita pada hari kiamat"
Ummu Habibah begitu bersemangat mengamalkan hadist yang beliau dengar dari Rasulullah sholallahu 'alaihi wasallam yaitu tentang sholat sunah rawatib 12 rakaat: Ketika nabi bersabda dalam hadist riwayat Muslim : " Barangsiapa yang mengerjakan sholat rawatib qobliyah dan ba'diyah 12 rakaat maka Allah akan bangunkan untuknya , karena amal ibadahnya tersebut, rumah disurga.
Apa kata beliau ," Aku tidak pernah meninggalkan sunah tersebut semenjak aku mendengar ini dari Rasulullah sholallahu 'alaihi wasallam.
Abu Bakr Ash-Shiddiq dengan begitu berjiwa besar mananggalkan seluruh sakit hatinya, menanggalkan seluruh kekecewaannya kepada Mishtoh. Memaafkan beliau setelah Allah tegur beliau dalam
Surat An-Nur:22
Sebagian orang berfikir kalau begitu konsekuensinya belajar, mendingan saya tidak usah belajar sama sekali. Biar pertanyaan nanti dihari kiamat sedikit karena semakin banyak belajar, maka pertanyaannya semakin banyak. Beban beramal semakin banyak. mendingan belajar sedikit saja sehingga nanti ketika Allah memberikan pertanyaan, pertanyaannyapun juga sedikit. dan mendingan saya istiqomah menjadi orang bodoh. Kan kalau orang bodoh buat salah dapat uzur. Kalu sudah belajar tidak ada uzur lagi buat saya. Mending mulai saat ini saya ambil pensiun dini dari Majlis, mau jadi orang bodoh saja, gapapalah dapat surga yang rendah-rendah yang penting dapat uzur.
Semakin banyak tau semakin hilang uzur dalam diri saya. Saya tidak bisa bermaksiat lagi. karena kalau saya bermaksiat dan saya sudah tau , Allah akan menanyakan hal itu kepada saya.
Karena Nabi menyatakan (Pake dalil lagi)
" Allah akan memaafkan umatku/kesalahan umatku yang merka lakukan karena tidak tau karena bodoh, karena lupa dan karena dipaksa"
Dan Allah berfirman dalam ayat terakhir surat Al-baqoroh,
"...Rabb kami janganlah Engkau menghukum kami karena ketidaktahuan kami dan karena lupa yang hinggap didalam diri kami.."
dan Allah berfirman dalam hadits riwayat Muslim, "Qod faaltu.". Dan Aku telah kabulkan doa ini.
Ada 3 Jawaban untuk pernyataan diatas:
1. Ketika seorang tidak mau belajar agama karena dalih yang baru saja kita sebutkan maka dia mendapatkan dosa, karena dia tidak mengerjakan sabda nabi sholallahu 'alaihi wasallam" Menuntut ilmu itu wajib bagi setiap muslim, baik laki-laki maupun yang wanita. Hadits shohih diriwayatkan Ibnu Majah.
2. Uzur karena bodoh/dimaafkan karena bodoh. Perlu kita ketahui, yang dimaafkan adalah hukuman diakhirat mengenai dosa-dosa tersebut, adapun efek samping dari kesalahan kita didunia akan tetap belaku bagi kita.
Efek samping /efek negativ dari kemaksiatan/kesesatan/hal wajib yang tidak kita kerjakan maka akan tetap berlaku pada kita didunia.
Tidak ada satupun maslahat kecuali telah disyariatkan dan diperintahkan Allah Subhanahu wata'ala dan tidak ada satupun kerusakkan kecuali telah dilarang oleh Allah Subhanahu wata'ala.
Jadi ketika kita mengerjakan sebuah kemaksiatan itu sama saja membahayakan diri sendiri. Terkena efek negativ dari perbuatan tersebut. Dan ketika kita tidak mengerjakan kewajiban itu sama saja kita mengalami kerugian karena tidak mendapat maslahat/ efek positiv yang ada didalam syariat tersebut. Ini adalah ijma' para ulama sebagaimana dikatakan Ibnul hajib, dan inilah makna dari firman Allah Subhanahu wata'ala dalam surat Al-A'raf :157.
oleh karena itu paradigma berfikir/pola pikir yang harus ditekankan di otak kita. Syariat ini kebutuhan kita bukan Allah subhanahu wata'ala. Allah tidak butuh dengan ketaatan kita, Allah Mahakaya, yang butuh syariat adalah kita untuk keberlangsungan hidup kita didunia dan akhirat.
Dan diantara dalil yang menunjukkan masalah ini adalah hadist yang sering dibawakan dalam masalah taubat, adalah kisah seorang pembunuh 99 nyawa, hadist riwayat Muslim. Lalu ia datang kepada rahib ahli ibadah dan bertanya " apakah saya masih bisa taubat, jawaban si rahib," tidak bisa taubat, atau dalam bahasa yang lain si rahib tidak tahu sebuah syariat dalam masalah taubat.Akhirnya dia jawab tidak bisa taubat, jadi dia dibunuh oleh pembunuh tersebut, efek negatifnya kena karena dia tidak tahu sebuah hukum syar'i dalam masalah agama. Akhirnya komlitlah nyawa yang telah terbunuh menjadi 100 nyawa. Lalu dia datang kepada ahli ilmu , maka ahli ilmu berkata," Apa yang bisa mencegah yang menghalangi Anda dengan Taubat kepada Allah Subhanahu wata'ala. karena orang alim ini mengetahui sebuah syariat tentang taubat dalam masalah ini, nyawa beliau itu tidak hilang, dan justru sebaliknya dia bisa memberikan hidayah kepada pembunuh berdarah dingin tersebut dan pembunuh tersebut taubat. Singkat cerita dia diampuni Allah dan dimaafkan dosa-dosanya.
'Ala bidzikrillahi tatma'inul qulub , ketahuilah dengan berzikir hati itu akan tenang
3. Bedakan orang yang tidak tau tapi ia berusaha mencari kebenaran dengan orang yang sengaja tidak mau tau. Dan yang dimaksudkan uzur/dimaafkan karena kebodohan adalah kondisi yang pertama. Sedangkan orag yang tidak mau tahu bahkan istiqomah jadi orang bodoh maka itu tidak dinamakan JAHIL/dalam syariat dinamakan Al-I'rad , artinya berpaling dari agama bukan dikatakan bodoh tetapi berpaling. Dan I'rad itu tidak diuzur.
Bahkan jika sikap ini dipupuk terus maka dikhawatirkan akan mengeluarkan pelakunya dari islam.
Oleh karena itu Muhammad At-Tamimi ketika menjelaskan pembatal-pembatal keislaman dalam bukunya yang terkenal "Nawaqidul Islam" beliau mencantumkan 10 pembatal keislaman. Dan pembatal yang ke sepuluh adalah Al-I'rad. Beliau katakan Al-I'radu 'an dinillahi ta'ala la yatu'allamu wala ya'malu bihi.
Berpaling dari agama Allah tidak mau mempelajarinya dan tidak mau mengamalkan ajaran islam. dan beliau memberikan dalil: As-Sajadah: 22.
Salah satu faktor kurang maksimalnya kita dalam beramal sholeh, karena kita tidak kuatnya iman kita terhadap hal-hal yang ghoib.
Salah satu sifat orang yang beriman yang Allah subhanahuwata'ala sebutkan pertama kali dalam AlQuran adalah orang-orang yang beriman dengan perkara-perkara yang ghoib, Al-Baqoroh: 1-3
contoh:
Hadits riwayat Muslim
Rosulullah bersabda 2 rakaat sunah fajar yang dikerjakan antara sholat subuh dan iqomat subuhlebih mahal daripada dunia dan isinya. Kenyataannya kita banyak yang kecolongan dalam melakukannya.
coba misalnya,
Barangsiapa yang sholat sunah fajar maka dia akan mendapatkan cek 10 jt rupiah. pasti ramai yang melakukan. kemudian bisa diambil dikelurahan terdekat.
Karena ghoib dan abstrak sabda nabi sering tidak digubris atau kita kurang tertarik.
Dan Allah sengaja memberikan hal tersebut untuk membedakan mana yang beriman dan mana yang tidak atau kurang imannya.
Kalau hadiahnya langsung kita dapatkan tidak ada unsur ujian dalam amal ibadah.
Jadi barangsiapa yang sholat berjemaah langsung membawa pulang bidadari , misalnya. ya tidak ada unsur ujiannya. semua akan semangat.
Dunia itu ujian!
Semoga saya terlepas dari hal yang sesat .
wamin syaril haasidin idza hasad ( dan dari pendengki apabila mendengki).
Ilmu agama memiliki segudang keutamaan. Keutamaan tersebut akan berfungsi apabila ilmu tersebut produktif melahirkan amal sholeh.
Sebaliknya apabila ilmu yang kita miliki tidak menghasilkan amal sholeh dalam kehidupan nyata, hanya sekedar teori belaka, maka keutamaan itu tidak akan berfungsi. Dan ini dijelaskan oleh para ulama kita. Dan didukung oleh dalil-dalil yang shohih. Salah satunya Imam Syatibi dalam Al-Muwafaqod.
"Dan setiap ilmu yang tidak menghasilkan amal sholeh yang tidak diamalkan oleh pelakunya, maka tidak ada satupun dalil dalam syariat islam yang menunjukkan baiknya ilmu tersebut. Karena ilmu adalah ibadah, apabila produktif melahirkan amal sholeh. Ilmu adalah kunci untuk membuka pintu-pintu amal sholeh dihadapan kita. Sudah siapkah kita menjawab pertanyaan Allah ketika Allah bertanya kepada kita pada hari kiamat tentang apa saja yang sudah kita amalkan dari ilmu yang kita bahas di majlis ta'lim datau ilmu yang lainnya?
Hadist riwayat imam Tirmidzi dll. Rasulullah sholallahu 'alaihi wassalam bersabda "Tidak akan beranjak kaki seorang hamba nanti pada hari kiamat sampai dia ditanyakan tentang 4 hal dalam riwayat yang lain 5 hal.
Diantara pertanyaannya:
- Tentang ilmu agamanya. Apa yang telah dia amalkan dari ilmu tersebut.
Jadi pikirkan bagaimana kita menjawab pertanyaan ini, karena ini adalah masalah yang sangat penting. Seperti dikatakan Sufyan Ats-tsauri:
" Tidak ada sesuatu yang menakutkanku yang bisa memasukkan aku kedalam api neraka kecuali hadist-hadist yang aku pelajari. Salah satu maknanya, beliau khawatir hadist-hadist yang beliau kuasai tak bisa beliau amalkan dan akan menjadi bumerang nanti pada hari kiamat."
Rasulullan sholallahu 'alaihi wasallam bersabda dalam riwayat Muslim " Alqur'an itu akan menjadi senjata kita pada hari kiamat yang akan membela kita atau sebaliknya akan menjadi bumerang kita yang akan menikam kita pada hari kiamat"
Ummu Habibah begitu bersemangat mengamalkan hadist yang beliau dengar dari Rasulullah sholallahu 'alaihi wasallam yaitu tentang sholat sunah rawatib 12 rakaat: Ketika nabi bersabda dalam hadist riwayat Muslim : " Barangsiapa yang mengerjakan sholat rawatib qobliyah dan ba'diyah 12 rakaat maka Allah akan bangunkan untuknya , karena amal ibadahnya tersebut, rumah disurga.
Apa kata beliau ," Aku tidak pernah meninggalkan sunah tersebut semenjak aku mendengar ini dari Rasulullah sholallahu 'alaihi wasallam.
Abu Bakr Ash-Shiddiq dengan begitu berjiwa besar mananggalkan seluruh sakit hatinya, menanggalkan seluruh kekecewaannya kepada Mishtoh. Memaafkan beliau setelah Allah tegur beliau dalam
Surat An-Nur:22
Sebagian orang berfikir kalau begitu konsekuensinya belajar, mendingan saya tidak usah belajar sama sekali. Biar pertanyaan nanti dihari kiamat sedikit karena semakin banyak belajar, maka pertanyaannya semakin banyak. Beban beramal semakin banyak. mendingan belajar sedikit saja sehingga nanti ketika Allah memberikan pertanyaan, pertanyaannyapun juga sedikit. dan mendingan saya istiqomah menjadi orang bodoh. Kan kalau orang bodoh buat salah dapat uzur. Kalu sudah belajar tidak ada uzur lagi buat saya. Mending mulai saat ini saya ambil pensiun dini dari Majlis, mau jadi orang bodoh saja, gapapalah dapat surga yang rendah-rendah yang penting dapat uzur.
Semakin banyak tau semakin hilang uzur dalam diri saya. Saya tidak bisa bermaksiat lagi. karena kalau saya bermaksiat dan saya sudah tau , Allah akan menanyakan hal itu kepada saya.
Karena Nabi menyatakan (Pake dalil lagi)
" Allah akan memaafkan umatku/kesalahan umatku yang merka lakukan karena tidak tau karena bodoh, karena lupa dan karena dipaksa"
Dan Allah berfirman dalam ayat terakhir surat Al-baqoroh,
"...Rabb kami janganlah Engkau menghukum kami karena ketidaktahuan kami dan karena lupa yang hinggap didalam diri kami.."
dan Allah berfirman dalam hadits riwayat Muslim, "Qod faaltu.". Dan Aku telah kabulkan doa ini.
Ada 3 Jawaban untuk pernyataan diatas:
1. Ketika seorang tidak mau belajar agama karena dalih yang baru saja kita sebutkan maka dia mendapatkan dosa, karena dia tidak mengerjakan sabda nabi sholallahu 'alaihi wasallam" Menuntut ilmu itu wajib bagi setiap muslim, baik laki-laki maupun yang wanita. Hadits shohih diriwayatkan Ibnu Majah.
2. Uzur karena bodoh/dimaafkan karena bodoh. Perlu kita ketahui, yang dimaafkan adalah hukuman diakhirat mengenai dosa-dosa tersebut, adapun efek samping dari kesalahan kita didunia akan tetap belaku bagi kita.
Efek samping /efek negativ dari kemaksiatan/kesesatan/hal wajib yang tidak kita kerjakan maka akan tetap berlaku pada kita didunia.
Tidak ada satupun maslahat kecuali telah disyariatkan dan diperintahkan Allah Subhanahu wata'ala dan tidak ada satupun kerusakkan kecuali telah dilarang oleh Allah Subhanahu wata'ala.
Jadi ketika kita mengerjakan sebuah kemaksiatan itu sama saja membahayakan diri sendiri. Terkena efek negativ dari perbuatan tersebut. Dan ketika kita tidak mengerjakan kewajiban itu sama saja kita mengalami kerugian karena tidak mendapat maslahat/ efek positiv yang ada didalam syariat tersebut. Ini adalah ijma' para ulama sebagaimana dikatakan Ibnul hajib, dan inilah makna dari firman Allah Subhanahu wata'ala dalam surat Al-A'raf :157.
oleh karena itu paradigma berfikir/pola pikir yang harus ditekankan di otak kita. Syariat ini kebutuhan kita bukan Allah subhanahu wata'ala. Allah tidak butuh dengan ketaatan kita, Allah Mahakaya, yang butuh syariat adalah kita untuk keberlangsungan hidup kita didunia dan akhirat.
Dan diantara dalil yang menunjukkan masalah ini adalah hadist yang sering dibawakan dalam masalah taubat, adalah kisah seorang pembunuh 99 nyawa, hadist riwayat Muslim. Lalu ia datang kepada rahib ahli ibadah dan bertanya " apakah saya masih bisa taubat, jawaban si rahib," tidak bisa taubat, atau dalam bahasa yang lain si rahib tidak tahu sebuah syariat dalam masalah taubat.Akhirnya dia jawab tidak bisa taubat, jadi dia dibunuh oleh pembunuh tersebut, efek negatifnya kena karena dia tidak tahu sebuah hukum syar'i dalam masalah agama. Akhirnya komlitlah nyawa yang telah terbunuh menjadi 100 nyawa. Lalu dia datang kepada ahli ilmu , maka ahli ilmu berkata," Apa yang bisa mencegah yang menghalangi Anda dengan Taubat kepada Allah Subhanahu wata'ala. karena orang alim ini mengetahui sebuah syariat tentang taubat dalam masalah ini, nyawa beliau itu tidak hilang, dan justru sebaliknya dia bisa memberikan hidayah kepada pembunuh berdarah dingin tersebut dan pembunuh tersebut taubat. Singkat cerita dia diampuni Allah dan dimaafkan dosa-dosanya.
'Ala bidzikrillahi tatma'inul qulub , ketahuilah dengan berzikir hati itu akan tenang
3. Bedakan orang yang tidak tau tapi ia berusaha mencari kebenaran dengan orang yang sengaja tidak mau tau. Dan yang dimaksudkan uzur/dimaafkan karena kebodohan adalah kondisi yang pertama. Sedangkan orag yang tidak mau tahu bahkan istiqomah jadi orang bodoh maka itu tidak dinamakan JAHIL/dalam syariat dinamakan Al-I'rad , artinya berpaling dari agama bukan dikatakan bodoh tetapi berpaling. Dan I'rad itu tidak diuzur.
Bahkan jika sikap ini dipupuk terus maka dikhawatirkan akan mengeluarkan pelakunya dari islam.
Oleh karena itu Muhammad At-Tamimi ketika menjelaskan pembatal-pembatal keislaman dalam bukunya yang terkenal "Nawaqidul Islam" beliau mencantumkan 10 pembatal keislaman. Dan pembatal yang ke sepuluh adalah Al-I'rad. Beliau katakan Al-I'radu 'an dinillahi ta'ala la yatu'allamu wala ya'malu bihi.
Berpaling dari agama Allah tidak mau mempelajarinya dan tidak mau mengamalkan ajaran islam. dan beliau memberikan dalil: As-Sajadah: 22.
Salah satu faktor kurang maksimalnya kita dalam beramal sholeh, karena kita tidak kuatnya iman kita terhadap hal-hal yang ghoib.
Salah satu sifat orang yang beriman yang Allah subhanahuwata'ala sebutkan pertama kali dalam AlQuran adalah orang-orang yang beriman dengan perkara-perkara yang ghoib, Al-Baqoroh: 1-3
contoh:
Hadits riwayat Muslim
Rosulullah bersabda 2 rakaat sunah fajar yang dikerjakan antara sholat subuh dan iqomat subuhlebih mahal daripada dunia dan isinya. Kenyataannya kita banyak yang kecolongan dalam melakukannya.
coba misalnya,
Barangsiapa yang sholat sunah fajar maka dia akan mendapatkan cek 10 jt rupiah. pasti ramai yang melakukan. kemudian bisa diambil dikelurahan terdekat.
Karena ghoib dan abstrak sabda nabi sering tidak digubris atau kita kurang tertarik.
Dan Allah sengaja memberikan hal tersebut untuk membedakan mana yang beriman dan mana yang tidak atau kurang imannya.
Kalau hadiahnya langsung kita dapatkan tidak ada unsur ujian dalam amal ibadah.
Jadi barangsiapa yang sholat berjemaah langsung membawa pulang bidadari , misalnya. ya tidak ada unsur ujiannya. semua akan semangat.
Dunia itu ujian!
Labels:
Nasihat
Keine Kommentare: