AKHLAK

[Akhlak][grids]

Aqidah

[Aqidah][twocolumns]

FIQIH

[Fiqh][bleft]

Lebah Binatang Modern yang Bernegara

Lebah Binatang Modern yang Bernegara

Kemudian perhatikan keadaan lebah, ibrah dan ayat padanya! Lihatlah kesungguhan lebah dalam membuat madu, membangun rumah-rumah persegienam dengan bentuk paling sempurna dan paling indah. Apabila rumah-rumah itu tergabung satu sama lainnya, tidak ada sela dan celah di antaranya. Semua ini tanpa meteran
atau jangka. Itu tidak lain akibat dari ciptaan Allah Subhanahu wata'ala. dan ilham-Nya kepada lebah.
Dia berfirman,
"Dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah, 'Buatlah sarang-sarang di bukit-bukit, di pohon-pohon kayu, dan di tempat-tempat yang dibikin manusia.Kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dan tempuhlah jalan. Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu).' Dari perut lebah itu keluar minuman (madu) yang bermacam-macam wamanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang memikirkan." (an-Nahl: 68-69)


Renungkanlah betapa luar biasa ketaatan dan kepatuhannya kepada perintah Allah. Mereka membuat rumahnya di tiga tempat ini: di gunung yang tinggi, di pohon, dan di rumah yang dibangun manusia. Tak pernah terlihat lebah punya sarang selain di tiga tempat itu.

Perhatikan bagaimana kebanyakan sarang lebah berada di gunung-gunung dan dataran tinggi, yaitu tempat pertama yang disebutkan dalam ayat di atas. Lalu di pohon-pohon, yang merupakan sarangnya yang paling banyak. Kemudian di rumah-rumah manusia, dan ini yang paling sedikit. Sarang lebah di gunung dan pepohonan besar-besar menghasilkan madu yang banyak sekali.

Perhatikan bagaimana kepatuhannya (terhadap ilham Allah) mendorongnya membuat rumah lebih dahulu. Baru kalau sudah selesai, dia keluar dan mencari makan dari buah-buahan kemudian pulang ke rumah-rumahnya. Itu karenaTuhannya memerintahkan untuk membuat rumah dahulu, lalu menyuruhnya makan. Kemudian, jika dia makan, maka dia menyusuri jalan-jalan Tuhannya yang telah dimudahkan baginya, lalu kembali.
Di antara keajaiban lebah adalah mereka punya pemimpin, yakni ratu lebah. Tanpa dia lebah-lebah itu tidak pergi, pulang, bekerja, atau makan. Mereka patuh kepada perintahnya. Sang ratu berhak memerintah dan melarang mereka, karena mereka adalah rakyatnya yang tunduk kepada ucapan sang raja dan mengikuti pendapatnya.

Ratu lebah itu mengatur mereka seperti layaknya seorang raja yang mengatur rakyatnya. Saat lebah-lebah itu kembali ke rumah, dia berdiri di pintu, tidak membiarkan seekor pun mendesak yang lain atau mendahuluinya masuk. Masing-masing lewat satu persatu, tanpa berdesakan. Persis seperti yang dilakukan seorang panglima apabila ia dan pasukannya tiba di sebuah jalan sempit yang hanya dapat dilalui satu per satu.
Barangsiapa memperhatikan perilaku lebah, siasatnya, persatuannya, keteraturannya, pengaturan ratunya, dan penyerahan setiap pekerjaan kepada salah satu dari mereka, tentu akan amat kagum dan menyadari bahwa hal itu di luar kemampuannya. Sebab, pekerjaan-pekerjaan itu teramat rumit dan berteknik tinggi. Apabila Anda tilik lebah pekerja, Anda melihatnya termasuk makhluk ciptaan Allah yang paling lemah, paling tidak tahu akan diri dan keadaannya, dan paling tidak mampu melakukan kemaslahatannya, terlebih-lebih keajaiban yang dimilikinya. Dan di antara keajaiban dunia lebah, tidak ada dua ratu yang memimpin satu
sarang dan mengomandoi satu kelompok. Bahkan, apabila ada dua kelompok lebah dengan ratu masing-masing berkumpul, mereka membunuh salah satu ratu itu dan sepakat menaati satu ratu saja tanpa timbul permusuhan atau baku hantam antar mereka. Kemudian mereka bergabung menjadi satu pasukan (kelompok).

Bagaimana Lebah Berkembang Biak?



Di antara yang paling ajaib dari lebah adalah hal yang tidak diketahui oleh kebanyakan manusia, yaitu perkembangbiakannya. Apakah dengan cara kelahiran atau metamorfosis. Amat sedikit orang yang mengetahuinya. Sebenarnya perkembangbiakan lebah tidaklah menurut salah satu dari kedua cara itu, melainkan dengan cara yang amat ajaib. Apabila lebah pergi mencarimakan, dia mengambil bagian-bagian bunga yang bersih yang berada di atas daun lalu menghisapnya. Dan, itulah bahan madu. Kemudian dia menghimpit bagian-bagian yang terbentuk di permukaan daun lalu mengikatnya di kaki seperti sebuah adas.
Setelah itu meletakkannya di ruang-ruang segi enam yang tidak berisi madu. Kemudian sang ratu mengelilingi sarangnya satu per satu dan meniupnya semua. Dari proses ini, nafas kehidupan menjalar di sana dengan izin Allah Subhanahu wata'ala, lalu keluarlah  lebah-lebah yang dapat terbang dengan izin-Nya.
Itu sebagian dari keajaiban lebah yang amat sedikit diketahui orang. Dan, itu semua adalah buah dari ilham-Nya yang membuat lebah dapat mengatur, berkeliaran, hidup, membangun, dan berkembang biak. Tanyailah orang yang ingkar, siapa yang mengilhaminya dan menjadikan perilaku tersebut bagian dari tabiatnya? Siapa yang memudahkan jalan-jalan itu sehingga ia tidak tersesat betapapun jauhnya ia pergi?
Dan, siapa yang mengeluarkan dari bunga sesuatu yang apabila dihisap oleh lebah, maka ia mengubahnya menjadi madu murni yang bermacam-macam warnanya, amat manis, dan lezat? Khasiatnya lebih besar dari apa yang terlihat. Coba sebutkan kepadaku siapa yang mendatangkannya?
Mereka mengatakan bahwa ini madu paling berkualitas yang dikenal oleh banyak orang, paling murni, dan paling bagus. Karena, rasanya lebih lezat daripada manisan yang berwarna merah, hijau, hitam dan Iain-lain dari berbagai jenis makanan menurut bahan-bahannya. Coba Anda perhatikan khasiat dan kesembuhan
yang terdapat di dalamnya, juga dimasukannya madu menjadi bahan obat-obatan pada umumnya. Sampai-sampai orang-orang dahulu tidak mengenal gula, bahkan tidak pernah disebutkan namanya di dalam kitab-kitab mereka. Yang mereka pakai dalam obat-obatan adalah madu, dan madu itulah yang tersebut di dalam kitab-kitab mereka. Demi Allah, madu lebih besar manfaatnya daripada gula. Ia sangat ampuh untuk
membersihkan lendir-lendir, memperkuat lambung, membuat hati gembira, dan sangat membantu kerja obat dalam mengeluarkan penyakit dari dalam tubuh. Oleh karena itu, tidak pernah disebutkan dalam satu hadits pun kata 'gula', dan bahkan mereka dahulu tidak mengenalnya sama sekali. Seandainya di dunia tidak ada gula, manusia merasa tidak apa-apa. Tapi,kalau madu yang tidak ada, mereka akan pusing mencarinya karena amat butuh. Akan tetapi di sebagian kota, gula lebih banyak dipakai, sampai penduduknya meninggalkan madu, menganggap gula lebih enak dan lebih rendah panas (kalori)nya dari madu.
Mereka tidak tahu bahwa di antara manfaat madu adalah kalori dan panas yang terkandung di dalamnya. Kalau kalori itu tidak sesuai dengan orang yang mengkonsumsinya, dia dapat menetralisir dengan lawannya. Dan, insya Allah kami akan menyusun satu makalah tersendiri untuk menjelaskan kelebihan madu atas gula dari beberapa sisi dan dengan bukti-bukti yang tak dapat disangkal.
Gula tidak dapat membersihkan dahak, mencairkan lendir yang membeku,atau menyembuhkan penyakit. Paling jauh khasiatnya hanya membantu obat masuk ke dalam urat-urat syaraf sebab ia lembut dan manis. Adapun kesembuhan dengan madu,Allah telah menghalanginya dari kebanyakan manusia sehingga mereka mencela madu dan takut terhadap efek panasnya. Dan tak diragukan bahwa meskipun madu adalah obat, sebagaimana Al-Qur'an, shalat, dan zikir adalah obat, hal itu tidak berarti meliputi semua tabiat manusia.
Lihatlah Kitabullah ini! Ia merupakan obat yang mujarab, obat yang paling ampuh. Tetapi, alangkah sedikitnya orang yang berobat dan mencari kesembuhan dengannya. Bahkan, Al-Qur'an tidak menambah jiwa-jiwa yang rendah selain kerendahan, dan hanya menambah kerugian kepada orang-orang zalim. Demikian pula zikir kepada Allah Subhanahu wata'ala, menghadap kepada-Nya, dan mengerjakan shalat. Berapa banyak orang yang sakit menjadi sembuh dengannya. Tapi Anda lihat beberapa—bahkan  kebanyakan—manusia sama sekali tidak mendapat kesembuhan dengan hal-hal itu.
Yang ingin di jelaskan disini  bahwa meski banyak orang tidak mau berobat dengan madu, hal itu tidak berarti dia bukanlah obat. Persis sebagaimana banyak orang tidak mau berobat dengan Al-Qur'an dari penyakit-penyakit hati tidak berarti bahwa Al-Qur'an bukan obat penyakit hati. Al-Qur'an adalah obat bagi penyakit yang ada didada meski kebanyakan penderita tidak berobat dengannya. Allah Subhanahu wata'ala berfirman,
"Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman." (Yunus: 57)

Dalam ayat ini, Dia menyatakan mau 'izhah (pelajaran) dan syifa (penyembuh) untuk umum, sedang huda (petunjuk) dan rahmat untuk kalangan khusus. Jadi, Al-Qur'an itu sendiri adalah obat (syifa) baik dipakai untuk berobat maupun  tidak. Dan dalam Kitab-Nya, Allah Subhanahu Wata'ala tidak pernah menyifati sesuatu dengan 'syifa' kecuali Al-Qur'an dan madu. Yang pertama adalah obat hati. dari penyakit-penyakit kesesatan, syubhat, dan syahwat; dan yang kedua adalah obat raga dari beragam penyakit jasadi. Selama beberapa hari tinggal di Mekah, aku menderita beberapa penyakit. Di sana tidak ada tabib atau obat seperti di kota-kota lain. Pada saat itu, aku mencoba menyembuhkan diri dengan madu dan air zam-zam. Dan, aku menyaksikan kesembuhan yang ajaib dari keduanya. Coba pikirkanlah informasi Allah Subhanahu Wata'ala tentang Al-Qur'an bahwa dia pada dirinya merupakan kesembuhan, dan juga firman Allah Subhanahu Wata'ala tentang madu, 
"Di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia." (an-Nahl: 69)

-Ibnul Qoyyim

Keine Kommentare: