CARA MENCINTAI ALLAH DAN RASULNYA
- Allah Subhannahu wa Ta'ala
berfirman,
"Katakanlah, 'Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu'. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang". (Ali Imran: 31)
- Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa
Salam bersabda,
"Tidaklah beriman (secara sempurna) salah seorang dari kamu sehingga aku lebih ia cintai daripada orangtuanya, anaknya dan segenap manusia." (HR. Al-Bukhari)
- Ayat di atas menunjukkan bahwa
kecintaan kepada Allah adalah dengan mengikuti apa yang dibawa oleh Rasulullah
Shallallaahu 'alaihi wa Salam. Menta'ati apa yang beliau perintahkan dan
meninggalkan apa yang beliau larang, menurut hadits-hadits shahih yang
beliau jelaskan kepada umat manusia. Tidaklah kecintaan itu dengan banyak bicara
dengan tanpa mengamalkan petunjuk, perintah dan sunnah-sunnah beliau.
- Adapun hadits shahih di
atas, ia mengandung pengertian bahwa iman seorang muslim tidak sempurna,
sehingga ia mencintai Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Salam melebihi
kecintaannya terhadap anak, orang tua dan segenap manusia, bahkan sebagaimana
ditegaskan dalam hadits lain hingga melebihi kecintaannya terhadap dirinya
sendiri.
Pengaruh kecintaan itu tampak ketika terjadi pertentangan antara perintah-perintah dan larangan-larangan Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Salam dengan hawa nafsunya, keinginan isteri, anak-anak serta segenap manusia di sekelilingnya. Jika ia benar-benar mencintai Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Salam, ia akan mendahulukan perintah-perintahnya dan tidak menuruti kehendak nafsunya, keluarga atau orang-orang di sekelilingnya. Tetapi jika kecintaan itu hanya dusta belaka maka ia akan mendurhakai Allah dan RasulNya, lalu menuruti setan dan hawa nafsunya.
- Jika anda menanyakan kepada seorang
muslim, "Apakah anda mencintai Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Salam ?"
Ia akan
menjawab, "Benar, aku korbankan jiwa dan hartaku untuk beliau." Tetapi jika
selanjutnya ditanyakan, "Kenapa anda mencukur jenggot dan melanggar perintahnya
dalam masalah ini dan itu, dan anda tidak meneladaninya dalam penampilan, akhlak
dan ketauhidan Nabi?"
Dia akan menjawab, "Kecintaan itu letaknya di dalam hati. Dan alhamdulillah, hati saya baik." Kita mengatakan padanya, "Seandainya hatimu baik, niscaya akan tampak secara lahiriah, baik dalam penampilan, akhlak maupun keta'atanmu dalam beribadah mengesakan Allah semata. Sebab Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Salam bersabda,
"Ketahuilah, sesungguhnya di dalam jasad itu terdapat segumpal daging. Bila ia baik maka akan baiklah seluruh jasad itu, dan bila ia rusak maka akan rusaklah seluruh jasad itu. Ketahuilah, ia adalah hati." (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
- Suatu kali, penulis bersilaturrahim
kepada seorang dokter muslim. Penulis melihat banyak gambar orang laki-laki dan
perempuan di pajang di dinding. Penulis lalu mengingatkannya dengan larangan
Rasulullah dalam soal memajang gambar-gambar. Tetapi ia menolak sambil
mengatakan, "Mereka kawan-kawan saya di universitas."
Padahal sebagian besar dari mereka adalah orang-orang kafir. Apalagi para wanitanya yang memperlihatkan rambut dan perhiasannya di dalam gambar tersebut, dan mereka berasal dari negeri komunis. Sang dokter ini juga mencukur jenggotnya. Penulis berusaha menasihati, tetapi ia malah bangga dengan dosa yang ia lakukan, seraya mengatakan bahwa ia akan mati dalam keadaan mencukur jenggot.
Suatu hal yang mengherankan, dokter yang melanggar ajaran-ajaran Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Salam tersebut mengaku bahwa ia mencintai Nabi. Kepada penulis ia berkata, "Katakanlah wahai Rasulullah, aku ada dalam perlindunganmu!"
Dalam hati penulis berkata, "Engkau mendurhakai perintahnya, bagaimana mungkin akan masuk dalam perlindungannya. Dan, apakah Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Salam akan rela dengan syirik tersebut? Sesungguhnya kita dan Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Salam berada di bawah perlindungan Allah semata."
- Kecintaan kepada Rasulullah
adalah tidak dengan menyelenggarakan peringatan, pesta, berhias, dan
menyenandungkan syair yang tak akan lepas dari kemungkaran. Demikian pula tidak
dengan berbagai macam bid'ah yang tidak ada dasarnya dalam ajaran syari'at
Islam. Tetapi, kecintaan kepada Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Salam adalah
dengan mengikuti petunjuknya, berpegang teguh dengan sunnahnya serta dengan
menerapkan ajaran-ajarannya.
Sungguh, alangkah indah ungkapan penyair tentang kecintaan sejati di bawah ini.
"Jika kecintaanmu itu
sejati,niscaya engkau akan menta'atinya.
Sesungguhnya seorang pecinta, kepada orang yang dicintainya akan selalu ta'at setia."
Sesungguhnya seorang pecinta, kepada orang yang dicintainya akan selalu ta'at setia."
Syaikh Muhammad Jamil zainu
Labels:
KITAB AL FIRQOTUN NAAJIYAH
Keine Kommentare: