Harapan yang Tertinggi
Kira-Kira apakah imbalan yang paling tinggi didunia ini?
Pertama coba kita perhatikan contoh dalam kisah Fir'aun. Ketika Fir'aun menyuruh kepada ahli - ahli sihir untuk melawan Nabi Musa. Ahli -ahli sihir tersebut kemudian bertanya," Apa yang yang akan kami dapatkan jika kami dapat mengalahkan Musa, maka Fir'aun pun menjawab," Kalian semua akan berada disisiku.
Dan kita amati pula, mengapa di Indonesia ini orang-orang ingin berbondong-bondong mencalonkan dirinya untuk menjadi seorang wakil rakyat, padahal secara ekonomi mungkin mereka semua adalah orang yang berada diatas rata-rata.
Ya, semua itu karena untuk sebuah kedudukan, karena orang kaya kalah sama orang yang mempunyai kedudukan (kuasa).
Begitu pula dalam hal agama. Orang yang hanya mengharap pahala oleh Allah maka hanya sebatas itu pula mereka dapatkan. Beda dengan seseorang yang diberi kedudukan disisi Allah, mereka akan senantiasa dikenal oleh Allah dan jika menginginkan sesuatu maka orang ini akan dikabulkan keinginannya. Dan kedudukan seseorang ini disebut juga dengan hamba Allah yang senantiasa selalu dekat dan melayani apa yang dinginkan oleh majikan dari hamba ini.
Sekarang pertanyaannya bagaimana orang itu disebut seorang yang mencari kedudukan disisi Allah Subhanahu wata'ala, yaitu dengan berdzikir pagi dan petang, mulut basah dengan lafaz lafaz yang telah di berikan kepada kita melalui Rasul-Nya, melakukan sunnah sunnah yang ditentukan oleh Allah, dan meninggalkan segala laragan-Nya. Kalau pun berbuat dosa, tidak berasyik asyik ria dengan kekotron itu tetapi langsung bertaubat karena manusia tidak luput dari dosa.
seperti tercantum pada hadits wali dalam kumpulan hadits arbain oleh imam An-Nawawy
Dari Abu Hurairah radhiallahuanhu berkata : Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda : Sesungguhya Allah ta’ala berfirman : Siapa yang memusuhi waliku maka Aku telah mengumumkan perang dengannya. Tidak ada taqarrubnya seorang hamba kepada-Ku yang lebih aku cintai kecuali dengan beribadah dengan apa yang telah Aku wajibkan kepadanya. Dan hambaku yang selalu mendekatkan diri kepada-Ku dengan nawafil (perkara-perkara sunnah di luar yang fardhu) maka Aku akan mencintainya dan jika Aku telah mencintainya maka Aku adalah pendengarannya yang dia gunakan untuk mendengar, penglihatannya yang dia gunakan untuk melihat, tangannya yang digunakannya untuk memukul dan kakinya yang digunakan untuk berjalan. Jika dia meminta kepadaku niscaya akan aku berikan dan jika dia minta perlindungan dari-Ku niscaya akan Aku lindungi “ Riwayat Bukhori.
Lübeck, 15-05-2014
Muhammad Hasbi Farouqi
Keine Kommentare: