PERINGATAN MAULID NABI
Untuk lebih mengetahui hakikat maulid, marilah kita ikuti uraian berikut:
- Kebanyakan orang-orang yang
menyelenggarakan peringatan maulid, terjerumus pada perbuatan syirik. Yakni
ketika mereka me-nyenandungkan:
"Wahai Rasulullah, berilah kami pertolongan dan bantuan.
Wahai Rasulullah, engkaulah sandaran (kami).
Wahai Rasulullah, hilangkanlah derita kami.
Tiadalah derita (itu) melihatmu, kecuali ia akan melarikan diri."Seandainya Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Salam mendengar senandung tersebut, tentu beliau akan menghukuminya dengan syirik besar. Sebab pemberian pertolongan, tempat sandaran dan pembebasan dari segala derita adalah hanya Allah semata. Allah berfirman,
"Atau siapakah yang memperkenankan (do'a) orang yang dalam kesulitan apabila ia berdo'a kepadaNya, dan yang menghilang-kan kesusahan ... ?" (An-Naml: 62)
Allah memerintahkan Rasulullah agar memaklumkan kepada segenap manusia,
"Katakanlah, 'Sesungguhnya aku tidak kuasa mendatangkan sesuatu kemudharatan pun kepadamu dan tidak (pula) sesuatu ke-manfa'atan'." (Al-Jin: 21)
Dan Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Salam sendiri bersabda,
"Bila engkau meminta maka mintalah Kepada Allah, dan jika engkau memohon pertolongan maka mohonlah pertolongan kepada Allah." (HR. At-Timidzi, ia berkata hadits hasan shahih)
- Kebanyakan perayaan maulid yang
diadakan adalah berlebihan dan menambah-nambah dalam menyanjung Nabi
Shallallaahu 'alaihi wa Salam . Padahal Nabi Shallallaahu 'alaihi wa
Salam melarang hal tersebut.Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Salam
bersabda,
"Janganlah kalian berlebihan dalam memujiku sebagaimana orang-orang Nasrani berlebihan dalam memuji Isa bin Maryam. Aku tak lebih hanyalah seorang hamba, maka katakanlah (padaku), Abdullah (hamba Allah) dan RasulNya." (HR. Al-Bukhari)
- Dalam ulang tahun perkawinan
dan lainnya, terkadang dituturkan bahwa Allah menciptakan Muhammad
Shallallaahu 'alaihi wa Salam dari cahayaNya, lalu menciptakan segala sesuatu
dari cahaya Muhammad. Al-Qur'an mendustakan mereka, dalam
firmanNya,
"Katakanlah, 'Sesungguhnya aku ini hanya seorang manusia seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku, 'Bahwa sesungguhnya Tuhan kamu itu adalah Tuhan Yang Maha Esa'." (Al-Kahfi: 110)
Padahal, sebagaimana diketahui, Rasulullah adalah diciptakan dengan perantara seorang bapak dan seorang ibu. Ia adalah manusia biasa yang dimuliakan dengan diberi wahyu oleh Allah.
Dalam peringatan maulid tersebut, sebagian mereka menyenandungkan bahwa Allah menciptakan alam semesta karena Muhammad. Al-Qur'an mendustakan apa yang mereka katakan itu.
Allah berfirman,
"Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembahKu." (Adz-Dzaariyaat: 56)
- Merayakan hari kelahiran Isa
Al-Masih adalah tradisi orang-orang Nasrani. Demikian pula dengan perayaan hari
ulang tahun setiap anggota keluarga mereka. Lalu, umat Islam ikut-ikutan
merayakan bid'ah tersebut. Yakni merayakan hari kelahiran Nabi mereka, juga
ulang tahun kelahiran setiap anggota keluarganya. Padahal Rasulullah
Shallallaahu 'alaihi wa Salam telah memperingatkan,
"Barangsiapa menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk golongan mereka." (HR. Abu Daud, hadits shahih)
- Dalam peringatan maulid Nabi
tersebut, banyak terjadi ikhtilath (laki-laki dan perempuan di satu
tempat, masing-masing tidak dipisahkan dalam tempat khusus), hal yang
sesungguhnya di-haramkan oleh Islam.
- Uang yang dibelanjakan untuk
keperluan dekorasi, konsumsi, transportasi dan sebagainya terkadang mencapai
jutaan. Uang banyak yang habis dalam sekejap itu –padahal mengumpulkannya sering
dengan susah payah sesungguhnya lebih dibutuhkan umat Islam untuk kepentingan
yang lain. Seperti membantu fakir miskin, memberi beasiswa belajar bagi
anak-anak orang Islam yang tidak mampu, menyantuni anak yatim dan sebagainya.
Disamping, dalam peringatan maulid tersebut, sering terjadi pemborosan. Sesuatu
yang amat menyenangkan orang-orang kafir, karena barang produksi mereka laku.
Padahal Rasulullah melarang secara tegas menyia-nyiakan
harta.
- Waktu yang dipergunakan
untuk mempersiapkan dekorasi, konsumsi dan transportasi sering membuat lengah
para penyelenggara maulid, sehingga tak jarang sebagian mereka sampai
meninggalkan shalat.
- Sudah menjadi tradisi dalam
peringatan maulid, bahwa di akhir bacaan maulid sebagian hadirin berdiri, karena
mereka mempercayai pada waktu itu Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Salam
hadir. Ini adalah kedustaan yang nyata. Sebab Allah Subhannahu wa Ta'ala
berfirman,
"Dan di hadapan mereka ada dinding sampai hari mereka dibangkitkan." (Al-Mu'minuun: 100)
Yang dimaksud barzakh (dinding) pada saat tersebut adalah pembatas antara dunia dengan akhirat. Anas bin Malik Radhiallaahu anhu berkata,
"Tidak ada seorang pun yang lebih dicintai oleh para sahabat daripada Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Salam. Tetapi jika mereka melihat Rasulullah, mereka tidak berdiri untuk (menghormati) beliau, karena mereka tahu bahwa Rasulullah membenci hal tersebut." (HR. Ahmad dan At-Tirmidzi, hadits shahih)
- Sebagian orang mengatakan, "Dalam
maulid, kami membaca sirah Rasul (perjalanan hidup Rasulullah Shallallaahu
'alaihi wa Salam ). Tetapi pada kenyataannya mereka melakukan hal-hal
yang bertentangan dengan sabda dan perjalanan hidup beliau. Seorang yang
mencintai Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Salam adalah yang membaca sirah
beliau setiap hari bukan setiap tahun. Belum lagi bahwa pada bulan Rabi'ul
Awal, bulan kelahiran Nabi, juga merupakan bulan di mana Rasulullah wafat.
Karena
itu, bersuka cita di dalamnya tidak lebih utama daripada berkabung pada bulan
tersebut.
- Tak
jarang peringatan maulid itu berlarut hingga tengah malam, sehingga menjadikan
sebagian mereka paling tidak meninggalkan shalat Shubuh secara berjama'ah, atau
malahan tidak melakukan shalat Shubuh.
- Banyaknya
orang yang menyelenggarakan peringatan maulid bukan suatu alasan bagi pembenaran
hal tersebut. Sebab Allah Subhannahu wa Ta'ala berfirman,
"Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang yang di muka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah." (Al-An'am: 116)
Hudzaifah berkata, "Setiap bid'ah adalah sesat, meskipun oleh manusia hal itu dianggap baik."
- Hasan
Al-Bashri berkata, "Sesungguhnya Ahlus Sunnah, sejak dahulu adalah kelompok
minoritas di antara manusia. Demikian pula, sampai saat ini mereka adalah
minoritas. Mereka tidak mengikuti para tukang maksiat dalam kemaksiatan mereka,
tidak pula para ahli bid'ah dalam perbuatan bid'ah mereka. Mereka bersabar atas
sunnah-sunnah mereka, sampai mereka menghadap Tuhan mereka. Demikianlah, karena
itu jadilah Ahlus Sunnah".
- Sesungguhnya
yang pertama kali mengadakan peringatan maulid adalah Raja Al-Mudzaffar di
negeri Syam, pada awal abad ke tujuh hijriah. Sedangkan yang pertama kali
mengadakan maulid di Mesir yaitu Bani Fathimah. Mereka itu, sebagaimana
dikatakan oleh Ibnu Katsir adalah orang-orang kafir dan fasik. Bukalah kembali bab
"Kuburan-kuburan Yang Diziarahi."
Labels:
KITAB AL FIRQOTUN NAAJIYAH
Keine Kommentare: