Iman kepada takdir bagian dari pokok-pokok keimanan
Iman kepada
takdir bagian dari pokok-pokok keimanan sebagaimana yang terdapat dalam hadist
Jibril bahwa sesungguhnya dia berkata kepada Nabi: “Kabarkanlah kepadaku tentang keimanan, maka
Beliau shallallahu’alaihi wa sallam berkata:
“Iman adalah
kamu beriman kepada Allah, para malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, para rasul-Nya,
hari akhir dan kamu beriman kepada takdir baik dan
buruk”.
Sebagaimana
terdapat dalam firman-Nya Yang Maha Tinggi:
“Sesungguhnya
Kami menciptakan segala sesuatu menurut ukuran”. (QS. Al
Qamar: 49)
Demikian juga
terdapat dalam hadits:
“Berupayalah
kamu dengan sungguh-sungguh terhadap sesuatu yang bermanfaat bagimu dan minta
tolonglah kepada Allah. Jika ada suatu musibah menimpamu maka jangalah kamu
berkata: “Seandainya saya berbuat seperti ini, tentu hasilnya seperti ini”!
Tetapi, ucapkan: “Allah telah menakdirkannya dan sesuatu yang telah
dikendaki-Nya maka ia terjadi”! Sesungguhnya, kata-kata “seandainya” akan
menbukakan perbuatan syetan”.
Hadits-hadits
dan nash-nash dalam hal ini sangat banyak dan demikian adalah prinsip yang telah
diketahui dan benar, serta masalah ini adalah sudah terang –alhamudillah-.
Sedangkan, Aqidah Ahlus Sunnah wal Jammah dalam hal itu sudah jelas dan
terbangun di atas petunjuk-petunjuk yang ada dalam Al Qur’an dan As Sunnah,
Adapun, mereka yang menyimpang dari prinsip ini, sesungguhnya penyimpangan itu
datang dari diri serta hawa nafsunya, dan dia telah berpaling dari Al Qur’an dan
As Sunnah.
Seperti
inilah orang yang berupaya keluar dari dalil-dalil Al Qur’an dan As Sunnah.
Sesungguhnya, dia akan terjatuh ke dalam kesesatan, sebagaimana Dia Yang Maha
Tinggi berfirman:
“Dan
sesungguhnya (yang Kami perintahkan) ini adalah jalan-Ku yang lurus maka
ikutilah dia dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain) karena
jalan-jalan itu mencerai-beraikan kamu dari jalan-Nya”. (QS. Al An’am:
153)
Keine Kommentare: