AKHLAK

[Akhlak][grids]

Aqidah

[Aqidah][twocolumns]

FIQIH

[Fiqh][bleft]

Menjual agama dengan dunia


Agama terlalu mulia untuk dikotori dengan lumpur dunia, dan amala kebajikan tak akan tegak diatas tonggaknya melainkan dengan keikhlasan, Barangsiapa memalingkan amal-amal akhirat untuk duniawi, ia akan dihukum karenanya. Nabi ﷺ bersabda:


"Barangsiapa yang mempelajari suatu ilmu, yang dengan ilmu itu semestinya ia mencari wajah Allah, namun ia tidak mempelajarinya melainkan untuk mendapatkan materi dunia, maka ia tidak akan dapat mencium bau surga pada hari kiamat kelak."

Meskipun amal salehnya banyak, tapi jika niatnya rusak, niscaya hal itu akan menghantarkan pelakunya menuju kebinasaan. Dalam masalah ini, Allah 'Azza wa jalla telah mengabarkan perihal orang-orang munafik, yang mengerjakan sholat, berinfak, dan berjihad. Disamping itu, Nabi ﷺ juga telah memberitahukan perihal mereka bahwa mereka juga membaca kitab Allah. Beliau ﷺ bersabda:
 "Permisalan seorang munafik membaca Al-Quran ialah laksana buah 'Raihanah' yang baunya wangi namun rasanya pahit".

Karena tak adanya kejujuran dan keikhlasan pada diri orang munafik tersebut, Allah 'Azza wa jalla berfirman:
"Sesungguhnya orang-orang munafik itu (ditempatkan) pada tingkatan yang paling bawah dari neraka. Dan kamu sekali-kali tidak akan mendapat seorang penolong pun bagi mereka."(An-Nisa':145).
Adapun orang yang kali pertama dibakar di neraka bersama mereka ialah orang yang membaca Al-Quran, orang-orang yang berjihad, dan orang yang menginfakkan hartanya tetapi amal tersebut tidak dikerjakan dengan ikhlas hanya untuk Allah. Amal tersebut mereka lakukan agar orang mengatakan ia adalah seorang qari', seorang pemberani, dan seorang yang dermawan.

Oleh karena itu, carilah dengan ucapan dan perbuatan Anda apa yang ada disisi Allah. Sebab apa yang ada disisi Allah adalah kekal, sementara yang lainnya akan lenyap. 

Apabilaa seorang hamba beramal dengan menampakkan tujuan yang baik, padahal sebenarnya duniawi, ini merupakan contoh dari nifak amali (nifak dalm perbuatan). Ibnu Rajab berkata, "Termasuk cabang terbesar dari kemunafikkan amal ialah seseorang beramal dengan menampakkan dirinya memiliki tujuan baik, tetapi sebanarnya jelek. Hal itu diperolehnya secara sempurna serta tipu dayanya itu bisa mengantarkannya mencapai tujuan yang diinginkan. Ia pun merasa senang dengan makar dan tipu dayanya, sehingga menjadikan orang lain memujinya karena perbuatan yang ditampakkannya tersebut. Dengan amal itu pula, ia bisa meraih tujuan jelek yang disembunyikan. Berkaitan dengan hal ini, Allah 'Azza wa jalla telah menceritakannya dalam Al-Quran mengenai keberadaan orang-orang munafik dan Yahudi."
Barangsiapa senang dipuji dengan amal yang tak pernah dikerjakannya, ia diancam dengan neraka. Allah 'Azza wa jalla berfirman:


"Janganlah sekali-kali kamu menyangka, bahwa orang-orang yang gembira dengan apa yang telah mereka kerjakan dan mereka suka supaya dipuji terhadap perbuatan yang belum mereka kerjakan janganlah kamu menyangka bahwa mereka terlepas dari siksa, dan bagi mereka siksa yang pedih." (Ali-Imran:188).


Appendix:
HR. Ahmad, Abu Dawud, dan Ibnu Majah
Muttafaq 'alaih.
Jami'ul Ulum wal Hikam: II/493


 Al-Qasim, Abdul Muhsin; Kunci-Kunci Surga.Hal.43-45

Keine Kommentare: