AKHLAK

[Akhlak][grids]

Aqidah

[Aqidah][twocolumns]

FIQIH

[Fiqh][bleft]

Keterasingan dalam menuntut ilmu



Merantau jauh dari keluarga dan negeri akan menampakkan kemurnian seseorang dan kemuliaan shahabat karib. Dalam keterasingan, terdapat pengalaman menghadapi kesulitan hidup. Disamping itu himpitan yang ada juga merupakan madrasah untuk meningkatkan keilmuan dan sebagai pelajaran bahwa kehidupan tak senantiasa dipenuhi kelapangan dan kemewahan. Dalam keterasingan pula, terdapat titik tolak bagi penuntut ilmu untuk tidak bergantung kepada keluarga. Disamping itu, di dalam keterasingan juga terdapat pelajaran bahwa kehidupan tak selalu berada dalam satu keadaan.
Berkenaan dengan masalah ini, dalam kitab Diwan-nya, Imam Asy-Syafi'i berkata:

Berkelanalah engkau dari tanah airmu untuk mencari kemuliaan
Dan bersafarlah! Sebab dalam safar itu terdapat lima manfaat:
Menghilangkan kesusahan, mendapatkan penghasilan hidup, ilmu, adab, dan shahabat yang mulia.
Beliau juga berkata:
Tiada kedudukan bagi empunya akal dan adab bisa didapat dengan bersantai-santai
Maka tinggalkanlah tanah air dan berkelanalah 
Bersafarlah! Sebab engkau akan dapati ganti dari apa yang engkau tinggalkan
Bersungguh-sungguhlah! Sebab nikmatnya hidup itu terdapat dalam kesungguhan
Aku melihat diamnya air itu akan merusak
Jika mengalir ia baik, sedangkan jika tidak ia akan rusak
Seekor singa jika tidak meninggalkan sarangnya ia tidak akan kelihatan buas
Dan anak panah jika tidak dilepas dari busurnya, ia tidak akan mengenai sasaran
Matahari jika selalu berdiam diri diorbitnya
Maka orang-orang Arab dan 'A'jam akan merasa bosan dengannya
Dan jika bulan tidak berjalan
Maka tidak akan bisa dilihat oleh mata dari setiap tempat
Biji emas akan tetap menjadi tanah jika tetap ditempatnya
Sementara dahan jika tetap menyatu dengan pohonya, ia tidak lebih dari sepotong kayu
Jika biji emas diangkat dari penambangannya, harganya akan menjadi mahal
Adapun kayu jika dipindahkan dari pohonnya, ia akan bisa seharga dengan emas
Kalau orang yang terasing berlaku jujur kepada Allah, niscaya Allah akan melapangkan dadanya dalam keterasingannya. Dahulu, sebab masuknya Nabi ﷺ ke kota Madinah adalah kejujuran karena Allah dan terhadap Allah serta mencari ridha-Nya. Dengan demikian, beliau pun bisa meraih pertolongan dan kemenangan serta mendapatkan kebaikan dunia dan akhirat. Akan tetapi, hal ini berbeda dengan apa yang dilakukan oleh musuh-musuh beliau ﷺ. Musuh-musuh beliau ﷺ menjadikan sebab kedustaan sebagai alasan untuk memasuki kota Madinah, yakni pada peristiwa perang Ahzab. Sehingga, mereka pun hanya memperoleh keterlantaran dan kebinasaan yang disebabkan apa yang mereka lakukan bukan karena Allah dan untuk Allah, tetapi karena permusuhan terhadap Allah dan Rasul-Nya.

Apabila Allah 'Azza Wa Jalla berkehendak mengangkat derajat seorang hambaa, Dia akan "menghancurkan" dirinya terlebih dahulu. Jika hamba itu kembali sepenuhnya kepada Allah dan memohon apa yang ada disisi-Nya serta mendekatkan diri kepada-Nya dengan ketaatan , niscaya Allah akan mengangkat derajatnya sesuai dengan kadar penyerahannya kepada-Nya. Karena itu, janganlah Anda berduka lara dalam keterasingan dan jangan gelisah dengan susahnya keterasingan tersebut. Hal ini karena para ulama juga pernah merasakan berbagai macam kesulitan dan kesusahan dalam keterasingan. Akan tetapi, hal itu hanya menambah keteguhannya dalam menuntut ilmu. Sehingga, dien ini pun benar-benar terjaga di atas pundak-pundak orang-orang yang agung tersebut.

Saat Anda berada dalam keterasingaan, berjalanlah diatas jalan para ulama dan ikutilah langkah-langkah mereka. Bersandarlah kepada Allah dalam keterasingan dan jagalah Allah 'Azza Wa Jalla dengan menjalankan ketaatan. Hal ini perlu Anda lakukan agar Allah 'Azza Wa Jalla  juga menjaga Anda dan keluarga yang sedang berada di negeri mereka, serta Anda pun akan merasa senang dalam keterasingan tersebut. 


Appendix:

Al-Qasim,Abdul Muhsin;Kunci-Kunci Surga.Hal.76-78

Keine Kommentare: